Semakin berkembangnya zaman, usaha produk makanan menjadi salah satu usaha yang makin diminati baik dari anak muda hingga orang tua. Tidak melulu selalu makanan inti seperti katering atau kue saja, namun banyak juga yang sudah merambah ke ranah makanan tipe baru seperti camilan yang seperti makanan inti, atau bahkan makanan inti yang terhitung seperti makanan ringan karena kadar kalorinya yang rendah seperti salad. Dengan berkembangnya dunia kuliner seperti saat ini, serta mobilitas yang kunjung meningkat, membuat masyarakat harus bisa membagi waktunya dalam melakukan aktivitasnya, juga beristirahat yang harus juga seimbang.
Tidak jarang, banyak masyarakat yang akhirnya jatuh sakit karena tidak mampu mengimbangi aktivitasnya, dengan istirahat dan asupannya. Dengan dalih waktu semakin menipis bila dipotong dengan beristirahat untuk sekedar mengisi perut. Karena tidak adanya dukungan dari para produsen makanan yang memberikan keefektifan dan keefisienan dari produk makanan yang mereka jual. Baik dari produk makanan yang hanya bisa dinikmati dengan duduk tenang tanpa gangguan besar, hingga kemasan makanan yang merepotkan bila ingin dinikmati saat beraktivitas.
Karena itu, saat ini para produsen makanan berlomba-lomba untuk menjual produk makanannya dengan kemasan yang semakin beraneka ragam. Mulai dari bentuk Jar, Botol Infus, dan masih banyak lainnya.
Tapi sebenarnya, apakah Anda tahu bahan atau material apa saja yang bisa dijadikan untuk sebuah kemasan produk makanan? Berikut, aneka bahan kemasan yang bisa jadi pilihan Anda untuk kemasan produk makanan yang Anda buat.
Material Plastik
Material pertama adalah bahan plastik. Seperti yang sudah banyak beredar di pasaran, banyak produsen makanan menggunakan material berbahan plastik ini. Penggunaan bahan plastik pun banyak macamnya, seperti Polyethylene Terephthalate atau disingkat PET yang biasa digunakan untuk toples, ada juga High Density Polyethylene disingkat HDPE yang tingkat bahayanya rendah. Ada juga Polyvinyl Chloride (PVC) biasa untuk produk obat-obatan, selain itu juga ada Low Density Polyethylene (LDPE), Polypropylene (PP), Polystyrene (PS), dan terakhir Plastic 7 atau atau biasa disebut other.
Semua jenis material plastik tersebut pernah dan bisa dijadikan kemasan makanan, namun karena semakin berkembangnya zaman, dengan ilmu teknologi yang juga sudah berkembang, hasil dari penelitian atas jenis-jenis material plastik tersebut akhirnya menyingkirkan beberapa jenis karena memiliki tingkat bahaya yang tinggi bila digunakan pada kemasan makanan.
Kertas
Jenis bahan kemasan makanan selanjutnya adalah bahan kertas. Jenis bahan kemasan kertas ini juga beraneka ragam, ada yang bernama Kertas Glasin yang tahan minyak yang dibuat dengan proses pengadukan pulp dalam kurun waktu yang panjang serta menambahkan plasticizer dalam proses pembuatannya agar menghasilkan kelembutan dan kelenturan pada bahan ini. Ada juga Kertas Perkamen yang biasa digunakan untuk bahan makanan seperti daging, ikan, kopi, keju, dan lainnya karena memiliki kelebihan seperti tahan lemak dan juga tidak berbau.
Selanjutnya ada Kertas Lilin yang pastinya dibuat dari lilin parafin yang dicampur dengan petrolatum, yang bersifat tahan minyak, dan memiliki daya rekat panas yang kuat. Selanjutnya ada Kertas Ivory yang menjadi favorit para produsen makanan. Alasan utamanya adalah keamanan yang tinggi, selain itu juga memiliki kesan eksklusif nan mewah. Terakhir, bahan Dupleks yang memiliki ciri berwarna putih dan belakangnya berwarna abu-abu yang biasa digunakan untuk block note.
Kaleng
Jenis bahan kaleng juga sudah banyak digunakan oleh produsen makanan. Bahan kaleng ini pun juga beraneka ragam, ada yang dari aluminium yang biasanya digunakan untuk produk minuman. Ada juga yang berasal dari plat timah yang biasanya memiliki ketebalan 0,15 – 0,5 mm, untuk melindungi dari kebocoran yang dilapisi bahan pelapis seperti vinil, phenolic, epoxy resin atau pun epoxy ester oleo risin pada bagian dalamnya.
Terakhir kaleng yang berasal dari aluminium foil, yang biasanya digunakan untuk produsen makanan ringan dengan ketebalan 0,15mm. Bahan kaleng ini sendiri bersifat tahan panas, dingin, juga lembab. Maka dari itu, cukup banyak produsen makanan yang menggunakan material ini untuk kemasan makanan mereka.
Styrofoam
Bahan kemasan makanan selanjutnya adalah Styrofoam. Styrofoam sendiri sebenarnya masih masuk dalam kategori plastik, yang sebenarnya digunakan untuk melindungi serta menahan atas getaran pada barang yang ringkih atau riskan seperti barang elektronik. Memiliki sifat sangat ringan, kaku, tembus cahaya serta murah.
Namun, kelemahannya adalah sangat rapuh. Dimana hasil riset pun mengatakan, bahwa bahan styrofoam ini memasuki kategori berbahaya dari bahan kimia, sehingga banyak produsen makanan yang akhirnya mulai ditinggalkan.
Kaca
Bahan kemasan makanan yang terakhir adalah kaca. Kaca sendiri sudah ditemukan di mesir pada sekitar tahun 3000 sebelum masehi yang awalnya digunakan untuk bahan perhiasan dan amoled. Kaca sendiri memiliki bahan baku dari pasir, silika, batu, kapur, soda abu (Na2co3) serta remukan kaca (cullet/calcin). Proses pembuatannya pun juga dengan cara dileburkan, dan setelah itu dibentuk sesuai keinginan, maka dari itu bahan kaca ini semakin hari semakin diminati produsen makanan.
Selain itu, kemasan makanan dari bahan kaca ini pun memiliki kelebihan seperti dapat didaur ulang untuk mengurangi pencemaran lingkungan, memiliki ruang lingkup penggunaan yang luas, nilai estetika yang tinggi, tahan pada cuaca, mudah dibersihkan, serta dapat digunakan berulang kali.
Nah, bahan kemasan makanan apa yang akan Anda gunakan?